
Lapangan SMAN 5 Jadi Saksi: Siswa Yogyakarta Praktikkan Demokrasi Nyata Lewat Pemilos ________________________________________
Yogyakarta – Masa depan demokrasi Indonesia terlihat jelas hari ini, Rabu (8/10/25) di Lapangan Basket SMA Negeri 5 Yogyakarta. Ratusan siswa-siswi berpartisipasi aktif dalam puncak Orasi dan Voting Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS (Pemilos) 2025, menjadikan Pemilos sebagai ajang latihan memilih yang sesungguhnya dengan menggunakan sistem e-voting.
Kegiatan yang berlangsung sejak pagi hari ini disaksikan langsung oleh Ketua KPU Kota Yogyakarta, Noor Harsya Aryosamodro, sebagai bentuk dukungan dan pengawasan KPU terhadap kualitas pendidikan politik di tingkat pelajar.
Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Yogyakarta, Ibu Siti Hajarwati, tegaskan pentingnya proses Pemilos ini bagi karakter siswa. Beliau sebutkan kegiatan ini sebagai langkah nyata sekolah dalam mendidik generasi muda.
"Kita sedang membangun budaya demokrasi sejak dini, menanamkan nilai-nilai luhur, tanggung jawab, dan cinta akan perubahan yang positif," ujar Ibu Siti Hajarwati. Beliau tambahkan bahwa kehadiran Ketua KPU Kota Yogyakarta di acara ini berikan makna mendalam bagi siswa. "Kehadiran KPU di sini menjadi simbol bukti nyata bahwa suara pelajar harus didengarkan."
Ketua KPU Kota Yogyakarta, Noor Harsya Aryosamodro, beri apresiasi tinggi atas sinergi yang terjalin. Beliau berikan motivasi yang membakar semangat para siswa, singgung peran strategis mereka di masa depan.
"Pemilos ini adalah bekal paling nyata yang bisa kalian dapatkan. Pahami betul proses ini, karena kelak di tahun 2045 nanti, kalianlah yang akan duduk di kursi pejabat menjadi Pemimpin Negara kita, menjadi Presiden 2045," seru Harsya. Beliau tekankan bahwa kualitas pemimpin masa depan ditentukan oleh kualitas pemilih pemula hari ini.
Proses Pemilos di SMAN 5 Yogyakarta tahun ini berjalan modern. Setelah sesi orasi yang emosional di lapangan basket, siswa langsung melakukan voting secara elektronik (e-voting). Penggunaan teknologi ini edukasi siswa tentang efisiensi dan transparansi dalam proses pemilihan.
Uniknya, selama voting berlangsung, ketujuh kandidat OSIS kemudian diisolasi di ruang Lab untuk bersama-sama saksikan proses quick count (penghitungan cepat) hasil e-voting. Prosedur ini menyerupai proses pengawasan Pemilu sesungguhnya, pastikan integritas dan akuntabilitas hasil di mata para kontestan.
Partisipasi aktif siswa dan penerapan teknologi mutakhir ini menjadikan Pemilos SMAN 5 Yogyakarta sebagai model sukses laboratorium demokrasi yang siap mencetak pemilih cerdas dan pemimpin berintegritas. (sals)